Metropolitan / Sabtu, 11 Juni 2011 22:43 WIB
Hingga saat ini BPLHD akan terus memantau titik-titik kali yang rawan pencemaran seperti Jakarta Utara. "Kali yang sudah buruk kualitasnya di daerah hilir seperti Jakarta Utara dan BPLHD sendiri akan terus memantau kali di Jakarta," katanya.
BPLHD mengakui belum maksimal meneliti secara detail bagaimana kondisi air kali yang ada di Jakarta. Namun, BPLHD sendiri mengharapkan kerja sama dari masyarakat dan instansi terkait untuk bertanggung jawab terhadap air kali.
"Biar bagaimanapun di kali juga terdapat biota air yang perlu dijaga, jadi masyarakat turut andil untuk tidak membuang sampah di kali," pungkasnya.
Untuk kegiatan Penelitian Air atau Water Warrior yang dilakukan bersama siswa SMA 34 Pondok Labu, Prihatma mengakui bahwa ini kegiatan positif yang bertujuan mengetahui kualitas air tersebut. "Kegiatan ini baik untuk terus diadakan," katanya.
Menurutnya, dari 13 kali yang ada di Jakarta pada 2009, ada 66 titik pantau, sementara itu di tahun 2010 berkurang menjadi 45 titik pantau. "Mengurangi titik pantau untuk meningkatkan frekuensi pemantauan, agar lebih fokus," lanjutnya.
Pengawasan kualitas air sungai termasuk kali rutin diadakan BPLHD setiap tahun. "Dari penelitian ini kita bisa bandingkan apakah terjadi perubahan atau tidak, jika hasilnya jelek artinya pengendaliannya masih kurang jadi pengawasan industri harus lebih ditingkatkan, program sanitasi lebih ditingkatkan, limbah sungai mayoritas limbah domestik rumah tangga sekitar 70 persen," ujarnya.(MI/BEY)
0 komentar:
Posting Komentar