seni rupa dibagi menjadi beberapa sebagai berikikut :
1.SENI MUSIK

Apakah seni musik
itu sebenarnya, dan maknanya bagi kehidupan manusia? Sepanjang sejarah
banyak penyair, filusuf, penulis maupun musikus yang telah berupaya
mendefinisikannya. Ada yang menganggap musik sebagai "bahasa para dewa", atau ada pula yang mengatakan bahwa "musik dimulai di saat ujaran berakhir".
David Ewen mencatat sebuah definisi tentang musik yang dibuat oleh
penyusun kamus sebagai "Ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi
ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi
melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin
diungkapkan terutama aspek emosional".

Schopenhauer, filusuf Jerman di abad ke-19 mengatakan dengan singkat bahwa "Musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta".
Sementara itu menarik pula untuk dicatat pendapat Dello Joio, komponis
Amerika keluaran Julliard School di New York, dan banyak bekerja sama
dengan koreografer Martha Graham, bahwa "Mengenal musik dapat
memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal
lain di luar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa
penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari
satu kenyataan yang selam ini tersembunyi.
Berikut
ini adalah pendapat Suhastjarja, dosen senior Fakultas Kesenian
Institut Seni Indonesia Yogyakarta, lulusan peabody Institute dari
Amerika, bahwa "Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk
suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi
lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk
dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain
dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmatinya".
Lebih lanjut Suhastjarja mengemukakan bahwa oleh karena bentuk musik
itu terbentang di ruang yang sifatnya spasial, maka ia dapat
disejajarkan dengan bentuk-bentuk dalam seni sastra. Jika bentuk-bentuk
sastra ditulis dari kiri ke kanan (kecuali dalam bahasa-bahasa Simetik
dan bahasa-bahasa Oriental), bentuk-bentuk musik ditulis dari kiri ke
kanan dan dari bawah ke atas, sehingga arah dari kiri ke kanan
menunjukkan dimensi waktu, sedangkan dari arah bawah ke atas
menunjukkan dimensi sifatnya akustik musikal. Kesejajaran dalam kalimat
musik, seperti halnya dalam kalimat bahawa, terjadi antara frase
anteseden dan frase konsekuen. Ini dapat dilihat dari tulisan musik
secara horisontal dari kiri ke kanan, sedangkan kesejajaran yang
vertikal antara dua garis melodi atau lebih yang berbunyi bersamaan,
dapat dilihat dari tulisan musik secara horizontal sekaligus vertikal.
Namun pengamatan tulisan musik secara vertikal khusus diperuntukkan bagi
keselarasan bunyi bersama atau harmoni.
Peningkatan pengertian mengenai musik
dapat dilakukan lewat peningkatan pengertian akan bentuk-bentuk musik,
karena suatu imaji tanpa bentuk merupakan bayangan yang ruwet.
2.SENI TARI
Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.
Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.
Haukin menyatakan bahwa tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan
sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain
ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam
wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk
yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi
subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya
merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.

berupa
pergelaran tari,dan acara tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun
acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta
lain yang berhubungan dengan adat.
Tari
merupakan salah satu cabang seni, di mana media ungkap yang digunakan
adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat
bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi
yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan
saja.
Sebagai sarana komunikasi,
tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada
berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat
membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan
dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.
Apabila
disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti
irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada
umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati,
dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.
Elemen
utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur,
menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton
atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk
meperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.
Seperti
dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan
bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah
tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan
maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari
(Jazuli, 1994:44).
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari
yang di dalamnya mempelajari gerakan sebagai sumber kajian adalah
tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat
dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya,
gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).
Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah
ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk
media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si
penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerakyang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.
3.SENI TEATER
Teater
adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih
luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) ,
penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman
atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar,
penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke
teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal
dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani)
yang artinya takjub melihat atau memandang.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
ARTI DRAMA
- Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.
- Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak
- Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.
ARTI TEATER
- Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
- Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
- Dalam
arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan
laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik,
nyanyian, tarian, dsb.
AKTING YANG BAIK
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Dialog yang baik ialah dialog yang :
- terdengar (volume baik)
- jelas (artikulasi baik)
- dimengerti (lafal benar)
- menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Gerak yang balk ialah gerak yang :
- terlihat (blocking baik)
- jelas (tidak raguragu, meyakinkan)
- dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
- menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Penjelasan :
- Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh
- Artikulasi
yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan
jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan
terjadi katakata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
- Lafal
yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa
yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus
diucapkan berani bukan berani.
- Menghayati
atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan
kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah
Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.
4.SENI GRAFIS
Seni grafis
adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan
teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype,
prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah
banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya
dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain,
menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari
permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix
yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng
untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu
untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan
dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai
karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak
dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern
masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai
bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.

Media
Seniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D’Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.
Seniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D’Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.
Warna
Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya — dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut — diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.
Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya — dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut — diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.
Pendekatan
reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau
lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman
mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi.
Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa)
warna yang telah tercetak sebelumnya.
Pada
teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis
kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.
Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau
cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand,
CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK
atau ruang warna lain.
0 komentar:
Posting Komentar